Terdapat Tiga fase kebudayaan menurut Ashadi Siregar (Pakar Komunikasi), yaitu:
1. Fase Budaya Lisan
Budaya lisan adalah tradisi berperilaku, berekspresi dan berkomunikasi yang berbasis bahasa lisan (tradisi bertutur). Ini bisa kita temui dalam masyarakat tradisional yang cenderung mendokumentasi berbagai hasil-hasil kebudayaannya (kearifan lokal/local wisdom) dalam laci ingatan dan bentuk ucapan/lisan.
2. Fase Budaya Tulis
Budaya tulis bisa dipahami sebagai tradisi beraktualisasi (berpikir, berekspresi dan mencipta karya) yang bertumpu pada basis budaya tulisan (konsep).
3. Fase Budaya Audio-Visual
Budaya audio-visual merupakan tradisi kehidupan yang berbasis pada sistem pencitraan (visualitas) dan sistem pendengaran (auditif). Sebagai budaya yang terakhir dan terbaru memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perubahan perilaku masyarakat, terutama dalam aspek informasi dan persuasi.
Media ini terdiri dari dua elemen yang mempunyai kekuatannya masing-masing yang akhirnya bersinergi menjadi kekuatan yang dasyat, yaitu :
1. Audio Power
© Attention
“Slap in the Ear”. (Maksudnya adalah melekat di telinga).
Sound effect are particularly good grabbers. (Efek Suaranya sangat kuat sehingga memiliki pengaruh yang kuat bagi siapa yang mendengarnya).
Music can be used either as mood statement that separates the commercial form the other music being played or as an attention getting audio theme, as clarion call or stage announcement. (Musik digunakan sebagai penanda suasana yang memisahkan antara music diputar sebagai bentuk komersil atau sebagai penangkap perhatian tema audio)
© Memorability
With the right word and music, it can have great “staying power”. maksudnya adalah dengan lirik dan music yang tepat, itu akan menimbulkan ingatan yang kuat.
© Audio Imagery
ü Audio imagery can be even more powerful than visual imagery.
ü Images generated by audio suggestion will have more cross sensory detail than will visual message.
ü For Example you can create a picture in the mind. If some says “ mountain or beach” you probably think of those words in terms of some image of mountain or beach.
ü Unlike visual images, audio creates sensations easily in other sensation channels.
© Emotions
Because it is intimate and because it uses personal participation and imagination. It has power to stroke the emotions more effective than any other medium.
2. VISUAL POWER
© Get Attentions
© Demonstrates Features & Symbols
© Depict situations & Settings
© Establish Mood
Media audio visual ini punya kelebihan yaitu bisa memberikan gambaran yang lebih nyata serta meningkatkan retensi memori karena lebih menarik dan mudah diingat. Bagaimanapun kehadiran media audio visual tidak bisa kita hindari mengingat kelebihan dan daya tariknya yang luar biasa. Sebelumnya kita tidak pernah tau siapa itu MANOHARA ODELIA PINOT, tapi setelah ibunya, Daisy Fajarina memberitahukan pada public melalui pers dan disiarkan di televisi bahwa anaknya telah diculik oleh menantunya sendiri, yaitu seorang Pangeran kerajaan Kelantan. Setiap ada perkembangan, tak henti-hentinya pers menayangkannya di televisi, sehingga kita dapat mengetahui perkembangan yang terjadi.Karena sifat media audio visual itu mampu menghipnotis pikiran dan emosi penonton sehingga kita larut dalam suatu drama kesedihan dan kegembiraan, seperti kita juga merasakan kesedihan serta kebahagiaan yang dirasakan oleh Manohara serta Ibunya. Kekuatan media begitu powerful dalam meliput peristiwa Manohara serta Ibunya, membuat banyak opini terhadap mereka. Ada yang turut simpati dengan mereka, dan ada juga yang mencemooh mereka karena terlalu sering bersafari dengan infotainment.
Minggu, 14 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar