Subscribe

RSS Feed (xml)



Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 14 Juni 2009

VIDEO KOMUNITAS

Nama lain dari video komunitas adalah Video Partisipasi, Video Rakyat, Video Proposal, dsb.
Arti dari Video Komunitas adalah video yang dihasilkan oleh Komunitas (masyarakat atau kelompok tertentu) tentang hal-hal, isu-isu, atau permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan komunitas tersebut baik untuk komunitas maupun pihak luar dengan tujuan tertentu.
Video komunitas bisa digunakan sebagai alat untuk perubahan sosial. Yakni sebagai alat untuk menyuarakan keinginan, kegundahan, kesenangan atau untuk memulai proses diskusi dalam masyarakat dalam komunitasnya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan isu atau tema yang diangkat dalam video atau film tersebut. Semua orang dapat terlibat didalamnya, pernyataan dari semua kalangan dan lapisan warga yang berbeda dapat direkam, sehingga banyak suara yang tidak pernah terdengar atau wajah-wajah yang tidak pernah terlihat dalam berbagai kegiatan bersama warga selama ini dapat dimunculkan didepan kamera.

Segmentasi

Proses mengkotak-kotakkan pasar yang heterogen kedalam kelompok2 “potensial customer” yang memiliki kesamaan kebutuhan dan kharakter yang memiliki respon yang sama terhadap sesuatu.

1. Demografi, segmentasi yang didasarkan pada peta kependudukan. Dan terdiri dari:
© Usia
© Jenis Kelamin (Gender)
© Pendidikan
© Pendapatan
© Keluarga
© Agama
© Suku dan budaya
© Status


2. Geografis, segmentasi ini membagi pasar berdasarkan jangkauan geografis, bisa berdasarkan pulau, provinsi, kota besar, kota kecil, desa dsb.

3. Geodemografis, segmentasi ini menganggap bahwa konsumen yang tinggal disuatu wilayah geografis tertentu diyakini memiliki kharakter demografis yang sejenis namun wilayah geografisnya harus sesempit mungkin.

4. Sosiografis
© Kelas Sosial
© Budaya
© Group Reference
© Opinion Leader
© Penggunaan Waktu
© Peran Sosial
© Kondisi Keluarga


5. Psikografis, segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia
© Kepribadian
© Faktor Kepentingan
© Daya Inovasi
© Sikap terhadap resiko
© Motivasi
© Kesadaran tentang kelas
© Sikap/opini


Tipologi VALS membagi 9 segmen psikografis :

© Survivors (4%) (orang tua rata2 66 tahun, berpenghasilan rendah
© Sustainers (7%) hampir sama dengan surfaifers tapi sekmen ini lebih muda dan beroenghasilan lebih baik dan optimis terhadap perbaikan hidupnya
© Belongers (35%) adalah segmen terbesar disebut belonger karena rasa afiliasinya sangat tinggi
© Emulators (10%) lebih muda dari belonger rata-rata 27 tahun lebih berambisi untuk lebih maju dan kaya, kompetitif dan senang bekerja keras.
© Achievers (22%) lebih percaya diri, lebih mapan
© I-am-me (20%) ini adalah segmen termuda sebagian besar mahasiswa
© Experentials (7%) Kebanyakan berusia awal 30-an.
© Socially Conscious (8%) Orang-orang yang peduli terhadap lingkungan dan sangat respek terhadap masa depan lingkungan secara global.
© Integrated (2%) cenderung memiliki sikap yang seimbang bersikap terbuka, ekspresif dan adaptif.

Shooting Principles

1. Type of Shot

© Big Close Up (BCU)
Ukuran close up dengan framing lebih memusat atau ditile pada salah satu ukuran tubuh atau aksi yang mendukung informasi peristiwa jalinan alur cerita. Contoh : mata.


© Close Up (CU)
Framing pengambilan gambar dimana kamera berada dekat atau terlihat dekat dengan subjek, sehingga gambar yang dihasilkan, subjek memenuhi ruang frame atau disebut juga dengan close shoot. (Wajah atau leher ke atas).

© Medium Close Up (MCU)
Pengambilan gambar dengan komposisi framing subjek lebih jauh dari close up namun lebih dekat dari medium shot. (Dada ke atas).

© Medium shot (MS)
Secara sederhana merekam gambar subjek kurang lebih setengan badan. Pengambilan gambar dengan medium shot biasanya digunakan kombinasi dengan follow shot terhadap subjek bergerak. Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan detil subjek dan sedikit memberi ruang pandang subjek-nose room.

© Knee Shot (Medium Full Shot)
Disebut knee shot karena memberi batasan framing tokoh sampai kira-kira ¾ ukuran tubuh. Pengambilan gambar semacam ini memungkinkan penonton untuk mendapat informasi sambungan peristiwa dari aksi tokoh tersebut.

© Full Shot (FS)
Pengambilan gambar dengan subjek secara utuh dari kepala hingga kakinya, secara teknis batasan atas diberi sedikit ruang untuk head room.


© Medium Long Shot (MLS)
Framing kamera dengan mengikut sertakan setting sebagai pendukung suasana, shot semacam ini diperlukan karena ada kesinambungan cerita dan aksi tokoh dengan setting tersebut.


© Long Shot (LS)
Type of shot dengan ukuran framing diantara MLS dan ELS, dengan kata lain, luas ruang pandangnya lebih besar dibanding medium long shot dan lebih sempit dibanding ELS (extreme long shot).

© Extreme Long Shot (ELS)
Pengambilan gambar dimana artist tampak jauh hampir tak terlihat, disini seting ruang ikut berperan. Objek gambar terdiri dari artist dan interaksinya denga ruang (missal : berjalan atau berlari sambil mengejar sesuatu), sekaligus untuk mempertegas atau membantu imajinasi ruang cerita dan peristiwa kepada penonton.

2. CAMERA ANGLE
CAMERA ANGLE diterjemahkan sebagai teknis pengambilan gambar dari sudut pandang tertentu untuk mengekspose sebuah adegan. Camera Angle dibagi 3 yaitu :


© High Angle
© Straight Angle (eye level)
© Low angle


Tetapi ada beberapa istilah-istilah lain seperti :
© Top Angle
© BEV (Bird Eye View)
© FOL (Frog Eye Level)
© Walking Shot
© Fast Road Effect
© Artificial Shot
© Reflection Shot
© Back Light Shot/Siluet
© 1 Shot
© 2 Shot
© Group Shot
3. CAMERA MOVEMENT
© Panning

  • Pannleft
  • Pannright

© Tilting

  • tiltUp
  • tiltdown


© Tracking

  • TrackIn
  • TrackOut

© Following
© Crane Shot
© Helly Shot

Istilah-istilah lain :
© Head Room
© Garis Imajiner

Komunikasi Audio Visual

Terdapat Tiga fase kebudayaan menurut Ashadi Siregar (Pakar Komunikasi), yaitu:
1. Fase Budaya Lisan
Budaya lisan adalah tradisi berperilaku, berekspresi dan berkomunikasi yang berbasis bahasa lisan (tradisi bertutur). Ini bisa kita temui dalam masyarakat tradisional yang cenderung mendokumentasi berbagai hasil-hasil kebudayaannya (kearifan lokal/local wisdom) dalam laci ingatan dan bentuk ucapan/lisan.
2. Fase Budaya Tulis
Budaya tulis bisa dipahami sebagai tradisi beraktualisasi (berpikir, berekspresi dan mencipta karya) yang bertumpu pada basis budaya tulisan (konsep).
3. Fase Budaya Audio-Visual
Budaya audio-visual merupakan tradisi kehidupan yang berbasis pada sistem pencitraan (visualitas) dan sistem pendengaran (auditif). Sebagai budaya yang terakhir dan terbaru memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perubahan perilaku masyarakat, terutama dalam aspek informasi dan persuasi.

Media ini terdiri dari dua elemen yang mempunyai kekuatannya masing-masing yang akhirnya bersinergi menjadi kekuatan yang dasyat, yaitu :
1. Audio Power
© Attention
“Slap in the Ear”. (Maksudnya adalah melekat di telinga).
Sound effect are particularly good grabbers. (Efek Suaranya sangat kuat sehingga memiliki pengaruh yang kuat bagi siapa yang mendengarnya).
Music can be used either as mood statement that separates the commercial form the other music being played or as an attention getting audio theme, as clarion call or stage announcement. (Musik digunakan sebagai penanda suasana yang memisahkan antara music diputar sebagai bentuk komersil atau sebagai penangkap perhatian tema audio)
© Memorability
With the right word and music, it can have great “staying power”. maksudnya adalah dengan lirik dan music yang tepat, itu akan menimbulkan ingatan yang kuat.
© Audio Imagery
ü Audio imagery can be even more powerful than visual imagery.
ü Images generated by audio suggestion will have more cross sensory detail than will visual message.
ü For Example you can create a picture in the mind. If some says “ mountain or beach” you probably think of those words in terms of some image of mountain or beach.
ü Unlike visual images, audio creates sensations easily in other sensation channels.
© Emotions
Because it is intimate and because it uses personal participation and imagination. It has power to stroke the emotions more effective than any other medium.


2. VISUAL POWER
© Get Attentions
© Demonstrates Features & Symbols
© Depict situations & Settings
© Establish Mood

Media audio visual ini punya kelebihan yaitu bisa memberikan gambaran yang lebih nyata serta meningkatkan retensi memori karena lebih menarik dan mudah diingat. Bagaimanapun kehadiran media audio visual tidak bisa kita hindari mengingat kelebihan dan daya tariknya yang luar biasa. Sebelumnya kita tidak pernah tau siapa itu MANOHARA ODELIA PINOT, tapi setelah ibunya, Daisy Fajarina memberitahukan pada public melalui pers dan disiarkan di televisi bahwa anaknya telah diculik oleh menantunya sendiri, yaitu seorang Pangeran kerajaan Kelantan. Setiap ada perkembangan, tak henti-hentinya pers menayangkannya di televisi, sehingga kita dapat mengetahui perkembangan yang terjadi.Karena sifat media audio visual itu mampu menghipnotis pikiran dan emosi penonton sehingga kita larut dalam suatu drama kesedihan dan kegembiraan, seperti kita juga merasakan kesedihan serta kebahagiaan yang dirasakan oleh Manohara serta Ibunya. Kekuatan media begitu powerful dalam meliput peristiwa Manohara serta Ibunya, membuat banyak opini terhadap mereka. Ada yang turut simpati dengan mereka, dan ada juga yang mencemooh mereka karena terlalu sering bersafari dengan infotainment.

Jenis-jenis karya Audio Visual :

1. FILM FIKSI
Biasanya dikenal dengan film cerita.
Menggunakan cerita rekaan memiliki konsep pengadeganan yang telah dirancang sejak awal. Film fiksi dibagi dua, yaitu :
© Film Cerita Pendek
Biasanya dibawah 60 menit.
© Film Cerita Panjang
Biasanya lebih dari 60 menit, Lazimnya durasi antara 90-120 menit.
2. Film Dokumenter
Film Dokumenter adalah film yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan fakta obyektif yang memiliki nilai essensial dan eksistensial artinya menyangkut kehidupan lingkungan hidup dan situasi nyata.
3. VIDEO CLIP
Musik yang dipadu dengan potongan2 gambar yang bercerita. Aspek visual menceritakan narasi suara (audio)
4. IKLAN
Menurut bitter ada 2 jenis iklan:
© Iklan standart (Komersial) adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa untuk konsumen melalui media periklanan.
© Iklan layanan masyarakat: iklan yang bersifat non profit

Senin, 08 Juni 2009

film dokumenter

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, film documenter adalah film yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan fakta obyektif yang memiliki nilai essensial dan eksistensial artinya menyangkut kehidupan lingkungan hidup dan situasi nyata. yang intinya, film documenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Peranan pembuat film documenter adalah menyusun fakta serta peristiwa, dan menyajikan suatu bentuk obyektifitas meskipun hal tersebut hampir tidak mungkin.
1. Unsur dalam Film Dokumenter
Unsur pokok dalam Audio Visual adalah gambar serta suara. begitu pula dalam Film Dokumenter.
Unsur Suara
© Narasi: dengan narrator, reporter atau voice over.
© Synchronous sound: dengan suara sebagaimana adanya dalam gambar yang direlay secara tersendiri, kemudian dipersatukan.
© Fottage: Suara objek (orangnya-yang jadi tokoh) film.
© Sound effect: suara suasana dan latar belakang.
© Music .
© Kosong atau sepi.
Dan juga terdapat unsur gambar yaitu :
© Rangkaian kejadian
© Kepustakaaan
© Pernyataaan : individu yang berbicara sadar di depan kamera
© Wawancara
© Foto still
© Dokumen
© Pembicaraan
© Layar kosong/ silhouette




2. Proses Pembuatan Film Dokumenter
© Menentukan tema
© Melakukan riset (lapangan ataupun pustaka)
© Menetapkan tesis (yakni kerangka gagasan)
© Membuat treatment
© Pengambilan gambar
© Seleksi gambar (assembly, rough cut, fine cut, & trimming)
© Hasil editing offline ditulis dalam naskah
© Editing online
© Mixing (music, narasi, sound effect dsb)

Untuk membuat suatu film documenter yang menarik sebaiknya struktur cerita terdapat HEY-YOU-SEE-SO.
HEY, Secepat mungkin menarik perhatian penonton. Bisa dengan shot bisa dengan interview.
YOU, apa yang sedang dibicarakan (pokok permasalahannya). Langsung memasukkan permasalahan-permasalah yang ingin kita angkat, secara cepat.
SEE, apa yang ingin kita perlihatkan, di mana kita membahas semuanya.
SO, kesimpulan yang kita dapatkan, keberpihakan kita. Dalam membuat film dokumenter kita harus memiliki suatu keberpihakan atau minimal opini kita, atau pesan moral.
3. Jenis-jenis film dokumenter
© Portrait, pembuat tidak memihak manapun, hanya menyajikan suatu dan bercerita apa adanya.
© Feature, isi cerita hampir ke news (5w+1H) tetapi sudah masuk dalam investigasi dan terdapat banyak pendapat dari orang lain. Contoh :” Halal, haram”
© Profile, mengangkat tokoh, hanya menjelaskan secara umum.
© Biografi, menceritakan secara detail dan lebih dalam dari seorang tokoh.
© Sejarah, ditampilkan apa adanya seperti masa lalu. biasanya diperankan oleh seseorang.
© Diary.
© Discovery, penemuan yang didokumentasikan ditambah dengan isu serta diberi fakta.
© Rekonstruksi.
© Instruksional.
© Perjalanan, berisi tentang perjalanan seseorang, seperti “Perjalanan 3 Wanita”

proporsi dan freaming

proporsi (ukuran) yang digunakan untuk menentukan objek mana saja yang akan menjasi point interest. terdapat hukum ukuran baku namun bukan hukum untuk objek.
ukuran yang biasa kita kenal seperti :
  • type of shot yang terdiri dari : ECU dan ELS
  • camera angle
  • cadmera movement
  • lighting
sedangkan freming adalah bagaimana kita meletakkan objek dalam frame dengan berbagai kondisi. lihat dibuku terdapat perbedaan objek diam, berlari, berjalan, naik motor, dalam peletakan objek pada frame. kemudian dimana objek menghadap akan ada ruang didepan objek tersebut.

Komposisi

kalo dianalogikan bahwa komunikasi di dalam audio visual sama dengna pembuatan makanan (kue, masakan dall). jika dalam makanan akan sangat terasa perpaduan bahan-bahan yang digunakan untuk mencipatakan suatu karya makanan hingga ke lidah.
jadi komposisi itu meliputi apa saja yang kita susun untuk menciptakan sesuatu.
komposisi dalam audio visual
kompisisi : it's the idea/ways of arranging pictures to provide an attractive harmonious effect (cara/ide dalam menyususn gambar untuk menghasilkan efek gambar yang menarik. komposisi akan mempengaruhi "teste" yakni akan terdapat impresi yang berbeda dari bagaimana objek ditampilkan didalam frame.
komunikasi secara visual akan terpengaruhi oleh tipe of shot, camera angle, camera movement, lighting dan pengaturan peletakan objek pada frame.
macam-macam komposisi
proporsi (ukuran), freaming, pictorial balance, scale, subject prominence, subject attitude, picture shape, unifying interest, speed of compositional lines, continuity of centers of interest, dan color impact.